Selasa, 12 Juni 2018

Kitab suci, mestinya untuk anda

Kitab suci, mestinya untuk anda

Sampai di titik ini anda tahu bahwa adalah hak anda untuk mentaati sang Tuan, adalah hak anda untuk meniruNya. Sementara anda tahu pula bahwa Dia tak mungkin abai dengan hak anda. Sementara Dia juga tahu bahwa bersandar pada penalaran akan menyampaikan kepada beberapa hal, bukan semua hal yang perlu. Pendek kata, karena kepedulianNya kepada umat manusia sang Tuan lalu mengirimkan tanda-tanda besarNya, yakni para jiwa suci, sebagai para pemandu menuju kebaikan, keadilan, dan cinta. Sebagian orang menyebutnya nabi, yang membawa ajaran ilahiah berupa kitab suci.

Oke, sekarang umpamakan ada sebuah pesan disampaikan kepada anda:
___________________
Salam. Saya suka anda. Jadilah teman saya.

Ttd. Rahasia
___________________

Anda mungkin tak seharusnya menganggap terlalu serius pesan semacam ini. Mengapa? Kemungkinan pertama, maksud yang ingin disampaikan adalah bercanda. Keseriusan niat baik biasanya ditandai dengan keterbukaan dan keterus terangan. Kemungkinan kedua, maksud yang ingin disampaikan sungguh-sungguh tapi pengirimnya tak ingin dikenali. Untuk apa keinginan mengenali ditujukan kepada sosok yang tak ingin dikenali? Mestinya anda membiarkan saja pesan itu apa adanya, titik.

Sekarang bayangkan ada teks yang dianggap kitab suci tapi tak tertulis di sana secara terbuka bahwa ia berasal dari sang Tuan, atau sang Tuhan, atau Allah, atau sang Pencipta, dst. Kesimpulannya, anda tak perlu menganggap bahwa ia benar berasal dari sang Tuan, yang berisi ajaran kebaikan, keadilan, dan cinta. Mungkin itu hanyalah hasil penalaran, semisal novel dan roman.
###

Sekarang umpamakan ada pesan lain untuk anda:
____________________
Serahkan semua harta anda sekarang! Atau nyawa anda sebagai gantinya.

Ttd. Sang dermawan
_____________________
Hanya ada satu kemungkinan untuk pesan seperti ini, bohong.

Ketika ada teks yang dianggap sebagai kitab suci, tapi di dalamnya tak menggambarkan sang Tuan sebagai mestinya. Pasti itu hanya kitab candaan.

Perjalanan menuju sang Tuan masih panjang, sementara yang harus anda punya hanyalah ketulusan, optimisme, dan kewarasan.

Anda harus menempuh penelaahan yang cukup mendalam untuk menemukan jejak-jejak sang Tuan. Saran saya, cermatilah teks-teks yang kata orang adalah kitab-kitab suci itu! Yakinkan diri anda sendiri tentang keasliannya! Mulailah dari yang ada dalam jangkauan anda! Di sini misalnya,
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Religious_text

Sementara itu, saya tak dapat menjadi teman karib anda dalam hal ini.

Sampai berjumpa di terminal yang sama. Bukankah orang-orang yang menuju arah yang sama harus berkumpul di terminal yang sama?

Teman anda, Saban Subiadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar