Minggu, 04 Februari 2018

3. Klasifikasi

3. Klasifikasi

3.1 kelas dan jenis (spesies dan genus)

Toko swalayan, minimarket. Coba bayangkan bahwa di sana tak ada rak-rak yang dibariskan. Barang-barang yang dijual hanya diserakkan di lantai, membentuk bukit-bukit kecil, onggok-onggok tak beraturan. Jika pengunjung, anda mungkin akan sulit menemukan barang-barang yang dimau. Jika penjaga toko, anda akan sulit mendata barang-barang yang ada. Jika pemilik toko, mungkin anda sulit menilai berapa nilai aset anda di sana. Pasti saya, mungkin anda juga, tak akan tertarik berada di sana.

Pada dasarnya manusia tak menginginkan kesulitan. Namun demikian manusia ada kalanya sengaja mendatangkan kesulitan dengan berharap kemudahan yang lebih banyak di kemudian hari. Dalam kasus toko swalayan kita, pemilik toko lalu menambahkan rak-rak untuk memajang barang-barang dagangan yang rapih tertata.

Berapa biaya yang ditambahkan karena rak-rak yang kemudian terpasang? Berapa waktu yang diperlu untuk memilah barang berjenis-jenis, menatanya dengan apik? Belum lagi aksesoris-aksesoris dan label-label yang kemudian ditambahkan.

Harapannya? Penjaga toko mudah dalam mendata barang-barang terpajang. Pemilik toko mudah dalam menilai asetnya di sana. Pengunjung mudah mencari apa-apa yang diinginkan.
###

Sekarang mari beralih ke contoh lain yang lebih besar, pasar. Coba cermati berapa banyak macam barang yang ada. Bandingkan dengan yang ada di toko swalayan. Bayangkan barang-barang di pasar lalu dicampurkan semua, tanpa kios-kios khusus, tanpa rak-rak, tanpa pengelompokan-pengelompokan. Hampir dapat saya pastikan adalah satu pengalaman yang unik berada di sana. Tapi saya pastikan bukan yang menyenangkan.

Bagaimana dengan apa yang ada pada kita, manusia? Benak manusia, benak saya pun anda. Nama-nama, term-term yang tersimpan di sana mestinya jauh lebih banyak dari macam barang dagangan di pasar. Bagaimana jika semua itu diacak-acak sedemikian rupa tanpa cara yang mudah untuk mengenalinya?
###

Untuk memudahkan manusia menemukan atau dan menyampaikan pahaman-pahaman dalam benaknya yang demikian banyak dan beragam, ia lalu membuat pemetaan, pengelompokan-pengelompokan terhadap pahaman-pahamannya.

Pada awalnya manusia diperkenalkan dengan ibu, ayah, kakak, dst. Lalu ia diperkenalkan kepada konsep manusia, semacam perlabelan yang baru. Sedikit lebih menyulitkan, ia lalu mengingat ibu adalah manusia, ayah adalah manusia, kakak adalah manusia, dst. Sedikit lebih menyulitkan lagi pada pahaman "ibu" kemudian menjadi ibu adalah manusia adalah makhluk hidup. Demikian seterusnya. Dengan pahaman manusia meliputi ibu dan selainnya, dengan makhluk hidup meliputi manusia dan selainnya.

Dalam hubungan khusus-umum antara ibu dan manusia pada contoh di atas, dalam logika dimunculkan istilah kelas/spesies untuk ibu dan pahaman-pahaman lain yang setingkat, jenis/genus untuk manusia. Ketika kelas disematkan pada manusia dan pahaman-pahaman lain yang setingkat, maka jenis dengan sendirinya tersematkan pada makhluk hidup. Demikian seterusnya. Ketika kelas disematkan pada pahaman ibu, maka manusia dapat disebut sebagai jenis dekat, sementara makhluk hidup disebut sebagai jenis jauh.

Dengan perlabelan semacam itulah manusia memetakan pahaman-pahaman yang tersimpan dalam benaknya. Tampak agak rumit pada awalnya, namun dengan begitu ia kemudian lebih mudah memahami, juga menyampaikan apa-apa yang telah atau kemudian ada dalam benaknya.

Kelas adalah term yang tercakup oleh term lain yang lebih umum. Jenis adalah term yang mencakup term-term lain yang lebih khusus.

Diagram 3.1. Contoh pemetaan pahaman-pahaman


Diagram 3.2. Contoh 1 hubungan kelas-jenis 


Diagram 3.3. Contoh 2 hubungan kelas-jenis

Diagram 3.4. Contoh hubungan 
kelas-jenis dekat-jenis jauh

3.2 ciri umum, ciri khusus, ciri pembeda (accident, proprium, differentia) 

Manusia, anak kecil, lebih dulu mengenal ibu, ayah, kakak, dst. Lebih tepatnya mengenal beberapa ciri ibu, ayah, kakak, dst. Ibu misalnya, berwajah demikian, berambut hitam lurus, beriris mata cokelat, tinggi tubuhnya sedemikian, suaranya demikian, suka makan bakso, suka minum es teh, berjilbab jika keluar rumah, dst. Sementara mengenali perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan, yakni melakukan abstraksi, ia diperkenalkan kepada pahaman "manusia". Ketika itulah ia belajar juga tentang definisi, tentang penjelasan kata, ibu misalnya adalah manusia berambut hitam, bermata cokelat, dst. 

Sejenak ia mencermati definisi "ibu" tersebut. Berambut hitam misalnya, ada kalanya dapat membedakan seorang dari orang lain. Tapi ia ternyata tidak selalu dapat dipakai untuk membedakan seorang dari semua orang lain. "Berambut hitam", meskipun ciri yang melekat pada ibu, tapi melekat pula pada sebagian manusia selain ibu. 

Term semacam ini disebut sebagai ciri umum/accident. "Berambut hitam" adalah ciri umum, manusia, yang melekat pada ibu. 
###

Ia lalu merasa perlu menemukan ciri khas yang memisahkan ibu dari semua manusia selainnya, sekaligus memperbaiki definisi sebelumnya. Ia lalu mendapati beberapa term seperti menyusui waktu bayi, mengandung waktu janin, paling menyayangi, dst. Term-term ini tampaknya contoh yang memenuhi kriteria ciri khas ibu yang membedakan dari semua manusia lain. Term-term semacam ini tersebutlah sebagai ciri khusus/proprium (jamak: propria). 
###

Sebagian dari ciri khusus adalah ciri yang bahkan sulit dipisahkan dari pahaman sesuatu itu sendiri. Mengandung waktu janin misalnya, adalah ciri yang sangat lekat dengan pahaman "ibu". 

Ciri khusus yang demikian tersebutlah ciri pembeda/differentia.

3.3 diagram lengkap 

Pahaman-pahaman dalam benak manusia, seperti diketahui, dapat dipetakan untuk memudahkan pemahaman dan penyampaian. Segenap pahaman yang ada kemudian dapat dipetakan dengan sangat sederhana seperti berikut ini.

Diagram 3.5. Manusia (dan nonmanusia, tentunya)

Dalam diagram tersebut lingkaran mewakili semua objek pahaman. Objek-objek pahaman ada yang berupa manusia seperti ibu, ayah, kakak, Muhammad, Fatimah, dst. Ada pula objek-objek pahaman yang bukan manusia seperti batu, tanaman, matahari, Tuhan, malaikat, mustahil, tiada, dst.

Salah satu ciri khas diagram lengkap adalah menunjukkan term positif bersamaan dengan term negatifnya sekaligus. Diagram lengkap ditujukan menyampaikan adanya pahaman, "manusia" dan "bukan manusia" misalnya, tidak dimaksudkan menunjukkan posisi dan jumlahnya. Karenanya diagram tersebut dapat saja dinyatakan dengan berbagai cara, seperti berikut. 

Diagram 3.6. Manusia, alternatif 2

Diagram 3.7. Manusia, alternatif 3 
### 

Menarik dibaca: 
* Definisi, dalam buku "Logika", oleh Drs Mundiri
* Klasifikasi, ibid
* https://en.m.wikipedia.org/wiki/Definition

Tidak ada komentar:

Posting Komentar